Fenomena FOMO digital 2025 (Fear of Missing Out) semakin menjadi sorotan. Netizen, khususnya Gen Z, merasa cemas jika ketinggalan tren terbaru, berita viral, atau bahkan konten yang sedang ramai di TikTok, Instagram, dan Threads.
Menurut laporan DataReportal 2025, 67% pengguna media sosial di Asia Tenggara mengaku mengalami FOMO setidaknya sekali seminggu. Fenomena ini membuktikan betapa kuatnya pengaruh digital dalam membentuk emosi dan perilaku.
Apa Itu FOMO Digital?
FOMO digital adalah rasa takut atau cemas karena merasa tertinggal dari tren, update, atau interaksi sosial di media digital. Kondisi ini muncul akibat arus informasi yang terlalu cepat dan algoritma media sosial yang terus mendorong notifikasi.
Baca juga: Cara Algoritma Baru Instagram Mengubah Engagement
Menurut Psychology Today, FOMO termasuk bentuk kecemasan sosial modern yang berhubungan langsung dengan penggunaan media sosial intensif.
Kenapa FOMO Digital Bisa Viral?
Ada beberapa faktor yang membuat FOMO digital makin populer di 2025:
- Ledakan Konten Viral.
TikTok dan Instagram Reels mempercepat penyebaran tren. - Notifikasi Instan.
Setiap notifikasi dianggap penting, membuat otak “ketagihan” cek ponsel. - Kecenderungan Sosial Gen Z.
Generasi ini menilai identitas diri dari keaktifan digital.
Menurut riset Hootsuite 2025, pengguna Gen Z rata-rata membuka aplikasi sosial 21 kali per hari, meningkat dari 15 kali pada 2023.
Dampak pada Netizen
FOMO digital membawa dampak beragam:
- Negatif:
- Meningkatkan kecemasan dan stres.
- Menurunkan produktivitas belajar/kerja.
- Membuat pengguna mudah terjebak doomscrolling.
- Positif:
- Dorongan untuk tetap update informasi.
- Mendorong interaksi sosial lebih aktif.
- Membuka peluang kreator cepat naik lewat tren.
Prediksi Tren FOMO Digital ke Depan
Melihat kondisi saat ini, FOMO digital 2025 kemungkinan akan berkembang ke arah:
- Lebih Personal.
Algoritma semakin menyesuaikan konten dengan minat tiap individu. - FOMO Ekonomi.
Fenomena fear of missing out meluas ke investasi, kripto, hingga e-commerce flash sale. - Kesehatan Mental Jadi Fokus.
Platform besar mulai menyediakan fitur “digital detox reminder” untuk menjaga keseimbangan.
Menurut analisis TechCrunch, aplikasi kesehatan mental berbasis AI juga diprediksi meningkat karena tingginya keresahan akibat FOMO.
Kesimpulan
FOMO digital 2025 adalah tren besar yang tak bisa diabaikan. Bagi kreator, ini peluang untuk membuat konten relevan yang selalu up-to-date. Namun, bagi netizen, penting untuk menyadari batas agar tidak terjebak dalam kecemasan digital berlebihan.
Solusinya bukan berhenti menggunakan media sosial, melainkan mengatur ritme: pilih tren yang bermanfaat, batasi notifikasi, dan gunakan waktu digital dengan lebih bijak.
