Media sosial kini bukan sekadar tempat berbagi, tapi juga arena tekanan sosial yang luar biasa. Kesehatan mental digital 2025 menjadi isu utama di tengah meningkatnya paparan konten, perbandingan sosial, dan algoritma yang terus menuntut keterlibatan.
Menurut laporan DataReportal 2025, 62% pengguna internet global mengaku media sosial memengaruhi suasana hati mereka setiap hari — baik secara positif maupun negatif.
Apa Itu Kesehatan Mental Digital?
Kesehatan mental digital adalah kondisi keseimbangan psikologis seseorang dalam berinteraksi dengan dunia online. Ini mencakup cara kita bereaksi terhadap komentar, algoritma, notifikasi, hingga konten yang dikonsumsi setiap hari.
Baca juga: Ekonomi Attention 2025: Saat Perhatian Netizen Jadi Komoditas Paling Mahal – internal link.
Menurut Psychology Today, stres digital kini dikategorikan sebagai salah satu bentuk tekanan psikologis modern yang muncul akibat kelelahan informasi (information overload) dan perbandingan sosial di platform visual seperti Instagram dan TikTok.
Faktor Tekanan Mental di Dunia Digital
- Kehidupan Online vs Realita.
Banyak netizen merasa tertinggal karena membandingkan diri dengan versi “sempurna” orang lain di dunia maya. - FOMO (Fear of Missing Out).
Ketakutan ketinggalan tren membuat pengguna terus online tanpa henti. - Notifikasi Berlebih.
Sistem platform sengaja menciptakan rasa “butuh” untuk terus kembali. - Budaya Validasi.
Rasa percaya diri sering bergantung pada jumlah likes dan komentar.
Menurut Hootsuite 2025, 1 dari 3 pengguna Gen Z mengaku merasa stres jika postingan mereka tidak mendapat engagement tinggi.
Dampak terhadap Netizen
- Kelelahan Emosional.
Paparan negatif dan berita terus-menerus bisa menurunkan semangat. - Gangguan Tidur.
Penggunaan layar malam hari mengganggu pola tidur alami. - Menurunnya Fokus.
Multitasking digital menyebabkan otak kesulitan fokus lama. - Kecemasan Sosial.
Takut komentar buruk atau “cancel culture” menghambat ekspresi diri.
Cara Menjaga Kesehatan Mental Digital
- Batasi Waktu Layar. Gunakan fitur screen time atau digital wellbeing.
- Kurasi Feed. Hanya ikuti akun yang memberi energi positif.
- Offline Secara Teratur. Nikmati aktivitas tanpa gadget.
- Jangan Bandingkan Hidup. Ingat, media sosial adalah highlight, bukan realita.
- Gunakan AI Mindfulness Tools. Aplikasi seperti CalmAI dan MindSync membantu mengatur stres.
Menurut Social Media Today, tren “slow social media” mulai naik, di mana pengguna hanya aktif beberapa jam per minggu untuk menjaga keseimbangan mental.
Prediksi Kesehatan Mental Digital ke Depan
- AI Therapist. Teknologi AI membantu konseling emosional ringan.
- Platform Empatik. Media sosial mulai menerapkan sistem yang mendeteksi stres pengguna.
- Detoks Digital Massal. Gerakan offline global akan meningkat.
- Regulasi Digital Wellbeing. Pemerintah dan perusahaan mulai menetapkan standar jam online sehat.
Kesimpulan
Kesehatan mental digital 2025 menjadi kunci bertahan di dunia online yang semakin intens. Media sosial memang memberi koneksi, tapi juga bisa menguras energi psikologis jika tak dikendalikan.
Bagi netizen, bijaklah dalam memilih apa yang dikonsumsi dan kapan harus berhenti. Di era digital yang penuh suara, menjaga ketenangan adalah bentuk keberanian.
